Pilih produk yang ingin anda beli. Klik Detail, lalu klik tombol Add to Cart
Klik tombol View Your Cart yang ada di atas halaman (header) sehingga muncul pop up keranjang belanja. Klik tombol Check Out With
Isikan alamat tujuan pengiriman, kemudian klik tombol Terapkan untuk menampilkan opsi layanan pengiriman yang diinginkan. Pilih salah satu layanan pengiriman. Kemudian Isi detail pengeriman seperti nama, nomor telpon dan lain-lain.
Kirim bukti transfer di halaman Konfirmasi Transfer. Bukti transfer berformat gambar dan tidak lebih dari 100MB
Untuk melihat status pesananmu, bisa melalui email atau ke halaman Cek Status Pesananku
Kategori Buku | : Novel |
Penulis | : Mundzir Abdullah |
Jumlah Halaman | : 129 halaman |
Dimensi | : 14 x 20 cm |
ISBN | : 978-602-474-886-9 |
E-ISBN | : 978-602-474-887-6 |
Tahun Terbit | : 2020 |
Editor | : |
Desain & Penata Letak | : |
Tidak selamanya derita dan sengsara dapat menyertai hidup seseorang, ada kalanya berubah, atau berganti dengan wujud lain. Karena hidup adalah seperti bunga, tidak selamanya kuncup dan redup. Kelak, suatu ketika akan tiba masa mekarnya, dan menabur aroma pada setiap orang di sekitarnya. Demikian juga dengan kisah Abdullah dalam novel “DI MASJID BIRU TURKI; Terajut Sebuah Harapan” karya Mundzir Abdullah. Kisah ini berawal dari rumah pengajian di kecamatan Lapang, Aceh Utara, menjadi guru ngaji dan da’i lokal. Kemudian, menjadi pedagang garam dari rumah ke rumah. Dengan hati yakin, tulus dan sabar, penjual keliling ini akhirnya sanggup menginjakkan kakinya di tanah haram bersama ibunya tercinta.
Di tanah suci, Abdullah bertemu dengan sahabat ayahnya, setelah berkenalan dan menceritakan latar belakangnya, langsung dia mengajak Abdullah mengunjungi Istambul Turkey untuk jalan-jalan, menikmati suasana negeri peninggalan Kerajaan Islam Turki Utsmaniyah. Sampai di Istambul menyempatkan diri singgah di Masjid Biru yang dikenal unik dengan ukiran-ukiran gaya Timur Tengah. Di situlah sahabat ayahnya menyampaikan janji yang pernah diucapkan dulu bersama ayahnya. Janji untuk hidup berbesan, secara sepihak tanpa diketahui anaknya, Abdullah dinikahkan dengan Izzaty.
Sepulang dari Turki, Abdullah berangkat ke Jakarta untuk mencari istri tercinta. Dalam pencarian itu, Abdullah menempuh lika-liku yang cukup seru dan menegangkan. Bagaimanakah kelanjutan kisahnya, selamat membaca, mungkin dengan membaca novel tersebut banyak hikmah yang dapat Anda petik. Karena Abdullah dalam perjuangannya ini berpegang kokoh pada tali yang tak pernah putus, tak pernah basah disiram hujan dan tak pernah hangus terbakar api.
Bermodal itulah, Abdullah meraih kejayaan, menjadi orang megah, tokoh kenamaan yang disanjung banyak orang. Kini, jiwa dan budinya mekar bagaikan “Seulanga” yang menebar harum ke seantero Nusantara. Silahkan membaca, mungkin juga Anda akan muncul sebagai tokoh megah berikutnya setelah menyimak dan mengikuti jejak perjuangan Abdullah. Mekar setelah redup dan kuncup, itulah perjalanan hidup.
“Alhamdulillah, sesuatu yang membanggakan dengan kehadiran sebuah novel yang bernuansa Islami Modern karya penulis Aceh. Kisah dalam novel ini sangat menggugah, dengan mengangkat kisah cinta berlatar belakang kehidupan di Aceh. Semoga novel ini menjadi inspirasi untuk diangkat ke layar lebar dan terutama menarik minat masyarakat Aceh khususnya generasi muda untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis. “DI MASJID BIRU TURKI; Terajut Sebuah Harapan” sebuah karya sastra yang edukatif dan harus dibaca” (Akmal Hanif, CEO Elhanief Group juga Penulis Buku “Jatuh itu Nikmat”).
Keyword : Di, Masjid, Biru, Turki, jejakpublisher, jejak publisher, jejak, publisher, Di Masjid Biru Turki, Di Masjid Biru Turki jejak publisher, Di Masjid Biru Turki jejakpublisher