Pilih produk yang ingin anda beli. Klik Detail, lalu klik tombol Add to Cart
Klik tombol View Your Cart yang ada di atas halaman (header) sehingga muncul pop up keranjang belanja. Klik tombol Check Out With
Isikan alamat tujuan pengiriman, kemudian klik tombol Terapkan untuk menampilkan opsi layanan pengiriman yang diinginkan. Pilih salah satu layanan pengiriman. Kemudian Isi detail pengeriman seperti nama, nomor telpon dan lain-lain.
Kirim bukti transfer di halaman Konfirmasi Transfer. Bukti transfer berformat gambar dan tidak lebih dari 100MB
Untuk melihat status pesananmu, bisa melalui email atau ke halaman Cek Status Pesananku
Kategori Buku | : Memoar |
Penulis | : Mell |
Jumlah Halaman | : 121 halaman |
Dimensi | : 14 x 20 cm |
ISBN | : Proses |
E-ISBN | : Proses |
Tahun Terbit | : 2025 |
Editor | : Resa Awahita |
Desain & Penata Letak | : Meditation Art |
Buku ini adalah museum luka—tapi tak satu pun lukanya diawetkan.
Semuanya dibiarkan bernapas. Aku akan menghantarkanmu pada tubuh kecil yang ditolak dunia, tapi tetap hidup.
Dan yang menulis buku ini dengan jujur… adalah luka itu sendiri.
Mengambil Warasku berisi kumpulan cerita pendek yang gelap, puitis, dan emosional—tentang luka, kehilangan, pengabaian, kemarahan, dan pencarian cinta yang tidak pernah utuh.
Ini bukan cerita tentang orang kuat. Tapi tentang seseorang yang berusaha bertahan, bahkan ketika dunia bilang ia seharusnya diam.
Buku ini adalah perlawanan yang ditulis dengan darah, bukan tinta—tentang seorang anak, seorang ibu, dan tubuh yang terus bangkit dari luka-luka yang tak pernah diobati.
Di antara sisa-sisa hidup yang tidak dipilih, seorang anak perempuan berjalan pulang dengan sepatu sekolah basah oleh kencing anjing. Tak ada yang mengganti. Tak ada yang peduli. Ia tetap memakainya, dan melangkah seperti biasa. Karena warisan kadang bukan harta—tapi kehinaan yang diterima sebagai biasa.
Bertahun kemudian, saat ibunya sudah meninggal, anak itu memakan mie kocok. Bukan karena lapar, tapi karena itu satu-satunya cara mengenang cinta. Cinta terakhir yang tidak sempat selesai. Mie kocok itu adalah altar, bukan makanan. Dan di antara kepulan asapnya, ada tubuh anak perempuan itu lagi—masih sama, masih sendirian, tapi kali ini ia memilih hidup.
Keyword : Mengambil, Warasku, jejakpublisher, jejak publisher, jejak, publisher, Mengambil Warasku, Mengambil Warasku jejak publisher, Mengambil Warasku jejakpublisher